NASA
Hujan Meteor Quadranid yang direkam NASA pada tahun 2010
Malam ini, Selasa (3/1/2012) malam hingga Rabu (4/1/2012), akan diramaikan dengan hujan meteor Quadranid. Ya, hujan meteor perdana yang akan membuka panggung langit 2012 itu memuncak malam ini.
Tak seperti hujan meteor di tahun 2011 yang banyak dikaburkan oleh cahaya Bulan, hujan meteor Quadranid malam ini berlangsung di langit yang lebih gelap. Berdasarkan informasi NASA, sekitar 100 meteor per jam akan bisa disaksikan.
Waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini adalah saat dini hari. Untuk menyaksikannya, carilah lahan yang lapang dan relatif bebas polusi cahaya. Hujan meteor bisa disaksikan dengan mata telanjang di arah utara.
Satu halangan utama yang mungkin akan dialami pengamat Indonesia saat ini adalah awan dan hujan. Jadi, berdoa saja agar panggung langit malam ini tidak ditutupi oleh tirai awan. Kalau hujan terjadi, pupus sudah harapan menyaksikan hujan meteor ini.
Berdasarkan publikasi Space, Senin (2/1/2012), hujan meteor Quadranid berasal dari asteroid 2003 EH1, pertama kali dilihat tahun 1825. Hujan meteor sendiri disebabkan karena adanya debu asteroid yang ditinggalkan seiring pergerakannya.
Meteor Quadranid akan bergerak dengan kecepatan 145.000 km per jam. Hujan meteor akan terbentuk ketika debu asteroid bersinggungan dengan atmosfer Bumi. Mereka akan terbakar pada ketinggian sekitar 80 km dari permukaan Bumi, menghasilkan bola api meteor.
Nama hujan meteor Quadranid berkaitan dengan konstelasi Quadrans Muralis, tepat hujan meteor itu seolah-olah datang. Konstelasi itu terletak di antara konstelasi Bootes dan Draco. Quadrans Muralis dinamai oleh astronom Perancis Jerome Lalade tahun 1795.
Selamat mengamati dan semoga tidak hujan. Bagi yang be rhasil mengamati, jangan sungkan untuk berbagi dengan Kompas.com. Kirimkan gambar beserta deskripsi pengamatan ke Facebook Kompas Sains agar lebih banyak orang menikmati keindahannya.
0 comments:
Post a Comment